Legenda Sniper Penembak Jitu Terbaik Di Dunia
Sniper atau penembak jitu adalah pasukan khusus yang
ditugaskan untuk menghancurkan atau membunuh musuh secara diam diam.
Namun di beberapa sumber mengatakan bahwa sniper dan penembak jitu itu
adalah berbeda. Sniper adalah penembak runduk, adalah seorang prajurit
infanteri yang secara khusus terlatih dan dilatih untuk mempunyai
kemampuan membunuh musuh secara tersembunyi sedangkan Penembak jitu atau
sharp shooter adalah istilah yang dipakai pada bidang militer yaitu
seorang penembak jitu yang terlatih dan dilatih untuk menembak secara
tepat dan akurat dengan menggunakan senapan tipe tertentu. Terdengar
hampir sama kan?
Dalam segala hal termasuk sniper di dunia ini tentu saja ada yang
mengumoulkannya menjadi yang terbaik. Seperti halnya sniper yang
dikatakan terbaik di dunia entah karena banyaknya membunuh musuh ataupun
jarang melesetnya target. Berikut adalah Sniper penembak jitu terbaik di dunia versi anehdidunia.com
Tatang Koswara Sniper Terbaik Dari Indonesia
Seorang sniper terbaik dunia meninggal hari selasa tanggal 2 maret 2015
setelah menceritakan kisahnya pada sebuah acara tv swasta. Namanya Tatang Koswara.
Dia masuk dalam daftar penembak jitu atau sniper terbaik di dunia,
seperti tercantum dalam buku Sniper Training, Techniques and Weapons.
Dalam buku yang ditulis Peter Brookesmith itu, nama Tatang masuk dalam
daftar 14 besar Sniper’s Roll of Honour di dunia. Kini, usianya 68
tahun. Setelah pensiun dari dinas, Tatang dan keluarga menyandarkan
hidup dari warung nasi yang mereka kelola. Tatang yang masuk TNI karena
mengantar adiknya mendaftar, dan Tatang pun lulus. Selama di dunia
militer, Tatang mendapat sorotan dari atasannya. Pengalamannya hidup di
kampung membuat pelajaran militer menjadi hal yang tak sulit baginya,
baik dalam hal fisik, berenang, maupun menembak.
Pada suatu hari, Tatang ditugaskan masuk ke jantung pertahanan lawan.
Tanpa disadari, Tatang berada di tengah kepungan lawan. Ada 30 orang
bersenjata lengkap di sekelilingnya. Tatang terperangkap dan tak bisa
bergerak sama sekali. Dalam pikirannya hanya ada satu bayangan,
kematian. Namun, sebelum mati, ia harus membunuh komandannya terlebih
dahulu.
"Posisi komandannya sudah saya kunci dari pukul 10.00 WIB. Tapi, saya
juga ingin selamat, makanya saya menunggu saat yang tepat. Hingga pukul
17.00 WIB, komandan itu pergi ke bawah dan saya tembak kepalanya,"
tuturnya. Namun, ternyata, di bawah jumlah pasukan tak kalah banyak.
Tatang dihujani peluru dan terkena dua pantulan peluru yang sebelumnya
mengenai pohon. "Darah mengalir deras hingga sudah sangat lengket. Tapi,
saya tidak bergerak karena itu akan memicu lawan menembakkan
senjatanya," ucapnya.
Tatang baru bisa bergerak malam hari. Ia mencoba mengikatkan tali bambu
di kakinya. Dengan bantuan gunting kuku, dia mencongkel dua peluru yang
bersarang di betisnya. Namun, darah tak juga berhenti mengalir. Ia pun
melepas syal merah putih tempat menyimpan foto keluarga. Sambil berdoa,
dia mengikatkan syal tersebut di kakinya. "Saya memiliki prinsip, hidup
mati bersama keluarga, minimal foto keluarga. Saya pun berdoa diberi
keselamatan agar bisa melihat anak keempat saya yang masih dalam
kandungan, lalu mengikatkan syal merah putih. Ternyata, darah berhenti
mengalir. Merah putih menjadi penolong saya," ungkapnya.
Selama empat kali masuk ke medan perang, Tatang mengatakan, pelurunya
telah membunuh 80 orang. Bahkan, dalam aksi pertamanya, dari 50 peluru,
49 peluru berhasil menghujam musuh. Satu peluru sengaja disisakannya.
Ini untuk memenuhi prinsip seorang sniper yang pantang menyerah. Sebagai
seorang sniper, dalam keadaan terdesak, dia akan membunuh dirinya
sendiri dengan satu peluru tersebut.
Lewat kelihaiannya itulah, Tatang didaulat menjadi salah satu sniper
terbaik dunia, seperti dituliskan dalam buku yang ditulis Brookesmith
itu. Tatang mencetak rekor 41 di bawah Philip G Morgan (5 TH SFG (A)
MACV-SOG) dengan rekor 53 dan Tom Ferran (USMC) dengan rekor 41. Tatang
memperoleh rekor tersebut dalam perang di Timor Timur pada 1977-1978.
Selamat jalan Pak Tatang Koswara jasa jasa mu tak akan dilupakan.
Chris Kyle Penembak Jitu Dari Amerika Serikat
Chris Kyle, dinobatkan sebagai penembak jitu paling mematikan
di militer Amerika Serikat (AS), atas reputasinya menghabisi 255 orang
selama karirinya menjadi tentara. Ia mengalahkan catatan yang
ditorehkan penembak jitu Amerika Serikat lainnya, yaitu Sersan Adelbert F
Waldron, yang menembak mati109 orang dalam perang Vietnam, dan Carlos
Hathcock, yang menembak mati 93 orang juga dalam perang Vietnam.
Ia memperoleh ketenarannya setelah berhasil menembak mati seorang
milisi bersenjata Irak yang akan menembakan roket ke arah iring-iringan
tentara Amerika di Kota Sadr, Irak, pada tahun 2008. Saat itu, melalui
teropongnya, Chris mengukur jarak di antara dirinya dengan militan
tersebut hampir sejauh 2.100 meter. Kendati demikian, ia tetap
melepaskan tembakan dari senapan laras panjangnya yang bertipe Lapua
Magnum 0,338.
Peluru yang melesat dari laras senjata Chris melesat menembus tembok
rumah dan mengenai targetnya, dan menewaskan milisi itu di tempatnya
berdiri. Selama karirnya sebagai penembak jitu, Chris selalu menggunkan
senjata modifikasi 0.300 Winchester Magnum. Menurutnya senjata
tersebut memiliki akurasi tembakan yang sangat baik.
Chris yang mengakhiri karirnya dari Angkatan Laut setelah mengabdi
selama 10 tahun , menceritakan kisahnya yang luar biasa sebagai
penembak jitu yang mematikan dalam buku, yang berjudul 'Sniper
Amerika,' yang dilepas ke pasaran pada Selasa (3/1/2012). Untuk
prestasinya, ia menerima penghargaan tiga Bintang Perak keberanian dan
lima Bintang Perunggu keberanian dari militer Amerika Serikat.
Lyudmila Mykhailivna Pavlichenko Penembak Jitu Rusia
Seorang gadis 24 tahun yang sedang berkuliah di Fakultas Sejarah
Universitas Kiev, Ukraina, melangkahkan kakinya menuju perekrut relawan
lokal dan menawarkan dirinya untuk direkrut sebagai infanteri. Namun
tentara perekrut yang menghadapinya (kemungkinan seorang laki-laki)
mengatakan kepada Pavlichenko bahwa dia lebih cocok menjadi perawat
daripada tentara. Pavlichenko pun menolak.
Dari aksi-aksi snipernya, total Pavlichenko sudah membunuh 309 tentara
NAZI (ini hanya jumlah yang dikonfirmasi). Yang lebih mengesankan lagi
adalah dari jumlah tersebut, 36 diantaranya adalah juga sniper yang juga
ingin membunuhnya, yang salah satu diantaranya telah membunuh lebih
dari 500 orang. Hal ini berdasarkan buku catatan yang berisi tanggal dan
lokasi penembakan yang dibawa oleh sniper tersebut. Namun tidak bisa
dipastikan siapa sniper hebat Jerman itu, hanya sedikit sumber
terpercaya yang menyebutkannya. Ada juga yang menyebutkan bahwa sniper
itu adalah Heinz Thorvald, seorang Kolonel SS, pemimpin sekolah sniper
Jerman di Zossen.
Dengan total 309 korban jiwa, Pavlichenko masih memegang rekor untuk
jumlah tertinggi korban yang dibunuh oleh sniper wanita. Namun masih
jauh dari rekor korban sniper terbaik dalam sejarah "Simo Häyhä" yang
sebanyak 705 korban jiwa.
Simo Hayha Sniper Terbaik Dari Finlandia
Simo Hayha lahir pada 17 Desember 1905 dan meninggal pada 1 April 2002
pada umur 96 tahun. Dijuluki sebagai "White Death" (Kematian Putih) oleh
tentara Soviet, Simo adalah seorang tentara Finlandia. Ia adalah
seorang petani dan pemburu yang telah melewati masa wajib militer 1
tahunnya. Ketika Uni Soviet menyerang Finlandia tahun 1939 dalam Perang
Musim Dingin, ia memutuskan untuk membantu Finlandia. Dengan hanya
menggunakan senapan standar, ia memiliki rekor membunuh terbesar dalam
peperangan.
Dalam suhu minus 20 dan 40 derajat Celsius, dengan berpakaian berwarna
putih, ia telah membunuh 505 tentara Soviet, dan 542 jika kematian yang
tidak pasti diikutsertakan. Selain membunuh dengan cara sniper, Simo
juga membunuh dua ratusan orang dengan senapan Suomi KP/-31,
meningkatkan jumlah orang yang dibunuhnya menjadi 705. Seluruh
pembunuhan dilakukan Häyhä dalam waktu kurang dari 100 (seratus) hari.
Ketika pasukan khusus yang dikirim Russia untuk menghabisi Hayha semua
tewas, Russia mengumpulkan sebuah tim counter-sniper untuk mengimbangi
kemapanan Hayha dalam menembak jauh (sniper VS sniper). Namun tidak ada
satu pun dari mereka yang selamat dari bidikannya. Dalam masa 100 hari,
Hayha membunuh 542 prajurit dengan senapannya. selebihnya dia habisi
dengan SMG. Jumlah keseluruhannya mencapai 705 orang.
0 komentar:
Posting Komentar